Find your enjoyments! - ADVERTISE with us? Please call: 083833301689 or pin BB: 21C3A1DB (CAROLINE).
New YearNew YearNew YearNew Year

Sweet Memories (Adult True Story)

Dulu aku mempunyai teman kantor yang pandai bermain gitar dan sering main ke apartemenku. Kami sering ngobrol mengenai musik sambil dia memainkan gitarnya.


Sedikit demi sedikit dia mulai membicarakan mengenai seks dalam percakapan kita. Dan pembicaraan tentang hal itu makin lama makin dalam. Waktu itu aku masih perawan, tetapi seperti wanita lainnya, aku juga ingin tahu lebih banyak.

Aku sering memergoki dia memandangi payudara dan pahaku saat aku mengenakan celana pendek di apartemen, sewaktu kami ngobrol dan nonton TV.

Pada saat dia berulang-tahun waktu itu, dia mampir ke apartemenku sekitar pukul 3 pagi. Memang ada teman-temanku di ruangan lain di apartemen, tetapi kali itu kami berdua hanya sendirian di ruang tamu.

Di situ dia mulai dengan sengaja sedikit menyentuh paha dan dadaku sewaktu kami berbicara. Dia memohon aku untuk memperlihatkan payudaraku kepadanya sepintas. Entah kenapa aku menurutinya, jadi aku mengangkat baju dan BH ku sedikit.

Dia mulai meremas-remas dan bahkan menciumi payudaraku, agak geli tetapi aku menyukainya. Tangannya bahkan sempat masuk ke celana dalamku dan aku berusaha keras menahan erangan yang keluar dari mulutku saat orgasme. Akan tetapi tindakan kami tidak lebih dari itu.

Saat itu aku masih mempunyai pacar yang tidak terlalu memperhatikanku. Akan tetapi aku tidak mau memberikan harapan palsu kepada temanku ini. Aku pun pindah ke apartemen lain dan tidak berhubungan lagi dengan dia.

Setelah beberapa tahun, aku mendapat SMS dari dia yang mengundang aku untuk hadir di sebuah cafe untuk merayakan ultahnya. Agaknya grup band-nya itu sekarang sudah terkenal dan aku tidak percaya bahwa dia masih menginginkanku setelah selama ini. Aku juga ternyata masih merindukan dia.

Di cafe, mereka membawakan sebuah lagu yang ditulis untukku, dan aku perlahan jatuh cinta kepadanya. Saat ini dia sudah menjadi pacarku selama dua tahun.

No comments:

Post a Comment